Nama : Fitri Rahmawati
NIS : 114651
Kelas : 3C
Kelompok : C1.3
Tanggal mulai : 21 Oktober 2013
Tanggal selesai : 22 Oktober 2013
Judul penetapan : Kadar eugenol
dalam minyak cengkeh
Tujuan penetapan : Untuk
mengetahui kadar eugenol dalam minyak cengkeh
Dasar prinsip : Eugenol sebagai
molekul terpen dalam sampel asam lemak atau minyak (saponifikasi) akan terpisah
dari campuran dan dapat ditentukan kadar eugenol
Reaksi :
Landasan teori :
TANAMAN CENGKEH
Tanaman
cengkeh (Syzygium aromaticum), termasuk dalam family Myrtaceae. Daunnya bundar
telur sungsang, dan daun yang masih muda berwarna merah jambu
kekuning-kuningan, buahnya berupa buni, berbentuk lonjong, dan berwarna merah
tua
Cengkeh
merupakan tanaman tropis berakar tunggang, bercabang dan kuat. Tinggi tanaman
dapat mencapai 15 meter dan dapat mencapai umur sampai lebih dari 100 tahun,
mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai
buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar.
Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5 - 2 cm (Anonim,
2002).Tanaman cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi.
Setiap bagian pohon mengandung minyak, mulai dari bunga, daun, gagang hingga
akar. Kandungan minyak cengkeh pada tanaman cengkeh bervariasi jumlahnya, namun
yang tertinggi terdapat pada bagian bunga yaitu sekitar 14 – 21%, sedangkan
pada gagang cengkeh yaitu sekitar 5 – 6% (Guenther, 1987).Semua bagian dari
tanaman cengkeh mempunyai kandungan yang relatif sama, yang berbeda hanya
jumlahnya saja. Di bawah ini Tabel yang menunjukkan sifat atau karakteristik
dari minyak gagang cengkeh.
2.2. MINYAK CENGKEH
2.2.1. Komposisi Kimia
Minyak
cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari tanaman cengkeh (Syzygium
aromaticum). Minyak atsiri ini dapat diperoleh dari bunga, gagang, dan daun
tanaman cengkeh. Kualitas minyaknya dievaluasi dari kandungan fenol, terutama
eugenol. Kadar eugenol dalam minyak cengkeh dipengaruhi oleh asal minyaknya.
Kadar terbanyak dan kualitas yang baik dapat dihasilkan oleh minyak yang
diperoleh dari bunga dan gagang cengkeh. Kualitas minyak daun cengkeh hanya
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan minyak bunga atau gagang cengkeh
(Aksan, 2007). Perbandingan kadar eugenol dalam minyak cengkeh berdasarkan
asalnya, tersaji pada Tabel 3.
Kandungan
minyak cengkeh pada bagian tanaman tersebut bervariasi jumlahnya. Bunga
mengandung sekitar 20% minyak, sedangkan bagian gagang dan daun sekitar 4-6%
minyak (Guenther, 1990). Selain itu, kandungan minyak saat ekstraksi
dipengaruhi oleh lamanya proses penyulingan (Zulchi dan Aisni, 2002).Minyak
atsiri dalam bunga dan gagang cengkeh mengandung eugenol dan kariofilen, yang
merupakan komponen kimia yang memberikan rasa getir dan bau pedas dari cengkeh.
Di bawah ini merupakan Tabel perbandingan komposisi kimia bunga dan gagang
cengkeh.
Pada umumnya
minyak cengkeh terdiri dari campuran berbagai persenyawaan kimia, yaitu:
a. Eugenol [CH2=CHCH2C6H3(OCH3)OH)]
Eugenol
merupakan persenyawaan kimia yang paling penting di dalam minyak cengkeh dan
jumlahnya dapat mencapai 83-95%. Eugenol bersifat mudah menguap, tidak berwarna
atau berwarna agak kuning dan mempunyai rasa getir (Guenther, 1990).
Eugenol
dapat diisolasi dari minyak dengan menambahkan NaOH atau KOH 3%, sehingga
menghasilkan natrium atau kalium eugenolat (Anonim, 2006). Gambar di bawah ini
menggambarkan reaksi antara eugenol dan penambahan NaOH, sehingga menghasilkan
natrium eugenolat (Gambar 2).
Eugenol
digunakan sebagai bahan baku parfum, pemberi flavor, dan dalam bidang
pengobatan sebagai antiseptik dan anestesi. Eugenol juga digunakan pada
pembuatan isoeugenol untuk memproduksi vanilin sintetis. Saat ini, kebanyakan
vanilin sintetis dibuat dari fenol atau dari lignin (Anonim, 2002).
b.Eugenol asetat [CH3CH=CHC6H3(OCH3)COOCH3]
Eugenol
asetat terdapat juga pada minyak gagang cengkeh, tetapi dalam jumlah yang
sangat kecil. Eugenol asetat dapat dibuat dari eugenol dengan cara asetilasi
eugenol, menggunakan asetat anhidrit.
c.Kariofilen (Caryophyllene) C15H24
Di dalam
minyak cengkeh terdapat alpha dan betha kariofilen dengan jumlah 5-12%.
Kariofilen dapat dipisahkan dari minyak dengan menambahkan larutan soda 70%,
kemudian diekstraksi dengan ester. Selanjutnya, diuapkan di atas penagas air.
d.Metil n-amil keton
Senyawa
dalam minyak daun cengkeh yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, dan
merupakan senyawa yang menimbulkan bau khas minyak daun cengkeh.
2.2.2. Mutu
Minyak Cengkeh (Clove Steam Oil)
Mutu minyak
cengkeh, ditentukan oleh kadar eugenol. Kadar eugenol dalam minyak gagang
cengkeh ditentukan oleh kondisi gagang sebelum disuling (dirajang atau tanpa
rajang) dan metode penyulingan (Ketaren, 1985).Di Indonesia belum ada suatu
standar mutu yang pasti untuk minyak gagang cengkeh. Di bawah ini Tabel standar
mutu dari minyak gagang cengkeh menurut Essensial Oil Association of USA (EOA).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi mutu minyak sangat ditentukan oleh sifat dan senyawa kimia
yang terkandung di dalamnya. Sifat fisik seperti bobot jenis, indeks bias,
putaran optik, dan kelarutan dalam etanol 70% dapat dijadikan kriteria untuk
menentukan kemurnian minyak
Apabila
bobot jenis, indeks bias, dan putaran optik menunjukkan angka yang tertinggi,
kemungkinan minyak cengkeh tersebut mengandung bahan-bahan lain seperti mineral
dan lemak. Apabila sifat itu menunjukkan angka yang rendah, maka kemungkinan
minyak tersebut mempunyai kadar eugenol yang rendah (Rusli dkk., 1979).
Manfaat
Minyak
cengkeh ternyata punya khasiat yang cukup besar dan merupakan baku industri
farmasi dan pestisida nabati. Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Obat
dan Rempah (BALITTRO) menunjukan bahwa, minyak cengkeh juga dapat dipakai
sebagai bahan baku pembuatan balsam yang dapat menghilangkan rasa sakit,
terutama reumatik. Di samping itu dapat digunakan juga sebagai obat kumur dan
permen.Bukan itu saja, hasil penelitian BALITTRO juga menunjukkan eugenol yang
terdapat dalam minyak cengkeh ternyata dapat mengendalikan jamur patogen pada
tanaman. Contohnya, jamur Fusarium oxysporum yang menyebabkan penyakit busuk
batang pada tanaman vanili dan jamur tular tanah yang umumnya menjadi
penghambat produksi tanaman hortikultura dan perkebunan.
Alat : -
Pipet Volum 10 ml
- Gelas Ukur
- Waterbath
- Labu Cassia
- Pengaduk
-
Pipet Tetes
Bahan : -
Contoh ( Minyak Cengkeh )
-
Larutan NaOH 1 N
Cara Kerja :
Dipipet teliti contoh 10 ml ke dalam labu Cassia.
Ditambahkan 35 ml NaOH 1 N.
Dihomogenkan selama 5 menit.
Setelah itu dipanaskan di atas penangas air selama 10 menit.
Ditambahkan NaOH 1 N hingga lapisan eugenol berada di dala
skala labu cassia.
Didiamkan semalaman dan dicatat volume eugenolnya.
Pengamatan :
Volume sampel : 10 ml
Volume terpen : 8 ml
Perhitungan :
Kadar eugenol = ml (sampel-terpen) x 100%
ml sampel
= (10-8) ml x 100%
10 ml
= 20 %
Kesimpulan :
Dari
hasil pengamatan dan perhitungan dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa
kadar eugenol dalam sampel minyak cengkeh adalah 20 %
Daftar pustaka :
http://rafizanisafahmi.blogspot.com/2011/01/makalah-kimia-analitik-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar